Ringgas datang ke Jakarta dengan harapan mengubah nasibnya, tetapi setelah tujuh tahun merantau, dia masih tak memiliki apa-apa. Ayahnya telah meninggal, dan ekonomi keluarganya di kampung semakin memburuk. Sekarang, Ringgas menjadi tumpuan satu-satunya bagi keluarganya, meski hidup di Jakarta semakin menekan dirinya.